MENDIDIK ANAK
Oleh Tim Kongkow pendidikan
( rangkuman hasil kongkow pendidikan edisi#7 )
Mendidik anak dengan penuh kasih sayang adalah
menjadi tanggung jawab orang tua sejak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa
globalisasi saat ini, anak akan dihadapkan banyak tantangan yang dihadapi
sehingga diperlukan pribadi yang tangguh dan mempunyai sikap kreatif yang
tinggi agar dapat mengatasi tantangan yang semakin beragam tersebut. Karena manusia
merupakan makhluk sosial, maka ia dituntu memiliki sikap kreatif yang baik agar
dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. (Munjidah, 2009, h.1)
Keluarga adalah tempat pertama kali anak
tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun mental. Apakah proses
pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya baik atau tidak tergantung pada
pola pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anak. Perkembangan anak akan
optimal bila pola asuh yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan anak pada
berbagai tahap perkembangannya, bahkan anak sejak dalam kandungan. Sedangankan lingkungan
yang tidak mendukung aka menghambat bperkembangan anak (Soetjiningsih, 1998,
h.29)
Seorang pendidik khususnya orang tua perlu
menerima anak apa adanya, memahami anak sebagai anak, tidak cepat menilai baik
buruknya, dan menerima kebebasan psikologis untuk mengutarakan gagasannya. Karena
kebanyakan diantara mereka ada yang kurang menghargai inisiatif, kemandirian,
dan kebebasan anak, padahal kelak anak jika sudah dewasa justru dituntut untuk
kreatif, berinisiatif, dan mandiri.
Dengan demikian, perlunya mendidik dengan
cinta terhadap anak, peserta didik ataupun siswa adalah wujud secara sempurna
bagi seorang pengajar, pendidik, maupun orang tua guna mencapai keberhasilan
pendidikan itu sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut kongkow
pendidikan edisi ke-7 mendiskusikan sebuah tema “ Mendidik dengan Cinta” oleh narasumber
Dr. Nur ‘Azah, M.Pd.I dengan harapan mampu memahami secara keseluruhan
bagaimana mendidik dengan cinta itu sendiri karena tanpa cinta ataupun kasih
sayang sebuah proses pendidikan akan berjalan hanya transformasi ilmu belaka
dan tanpa tanggung jawab atas masa depan anak-anak bangsa.
Pada tanggal 24 April 2019 beliau Dr. Nur ‘Azah,
M.Pd.I menyampaikan materi yang berkaitan dengan tema tersebut. Adapun materi
yang disampaikan beliau sbb :
1. Dasar
·
Beliau menggunakan dasar surat Ali Imron ayat
31
“ Artinya : katakanlah jika kamu benar-benar mencintai
Allah, ikutilah Aku niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah
maha pengampun lagi maha penyayang”.
·
“ Mendidik dengan cinta meupakan mendidik
tidak dengan kekerasan.” (kak seto)
·
Guru dan orang tua dapat mendidik dengan hati
dan kekuatan kasih sayang serta cinta karena anak merupakan peniru yang terbaik.
2. Peran perempuan
Pada kesempatan diskusi kongkow pendidikan beliau juga
menyampaikan peran perempuan adalah utama, bukan berarti laki-laki tidak.
Namun, begitulah hebatnya perempuan. Beliau membagi atas 4 peran perempuan,
adapun 4 peran tersebut sbb :
1) Peran ibu di rumah ( Super Woman )
·
Manager keluarga
·
Pendidik
·
Psikolog bagi anak dan keluarga
·
Perawat, dll ( banyak sekali )
2) Pendidik di sekolah
·
sebagai pendidik ( memenuhi standar pendidik )
·
sebagai pengajar
·
sebagai sumber belajar
·
fasilitator
·
pembimbing, dll
3) Ibu di masyarakat
Beliau mengatakan, tidak ada larangan bagi perempuan
berperan aktif dimasyarakat. Perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang sama
mengekpresikan, mengembangkan potensi kemampuan yang ada serta perlakuan yang
baik dari masyarakat dan juga berkewajiban menciptakan masyarakat yang sehat. Perannya
contoh : pendidik, dokter, pakar ekonomi, dll. Dan yang penting tidak lupa
kewajiban sebagai ibu dan istri, perempuan sosok tauladan bagi sebuah generasi
harus dipersiapkan secara matang untuk menuju suatu perubahan agar bisa
mengurus rumah tangga atau masyarakat berpengetahuan intelektual dan beretika.
4) Istri dirumah
·
Anggun di pesta
·
Genit diranjang
·
Hemat di dapur
Merencanakan sebuah generasi yang baik
membutuhkan waktu yang lama bahkan untuk mencapai generasi kemudian tak cukup
hanya sekedar mendidik generasi itu sendiri. Menurut beliau dalam kongkow
pendidikan edisi ke-7 mulai mendidik anak meliputi mencari ibu yang shalihah,
kasih makan yang halal, kasih nama yang baik dll. Bahkan dalam menikah,
menyusui, aqiqah dan banyak sekali hal yang harus diperhatikan dalam mendidik
anak yang tentunya kalau bukan karena cinta tidak akan terealisasikan.
Demikian penulis menyampaikan hasil dari pada
diskusi kongkow pendidikan mengenai “Mendidik dengan Cinta” dan pastinya banyak
sekali pitutur – pitutur yang terlewat daripada tulisan ini atas penyampaian
narasumber Dr. Nur ‘Azah, M.Pd.I
Untuk itu penulis menyampaikan maaf yang
sebesar-besarnya semoga senantiasa bermanfaat dan sedikit menambah wawasan atas
kedunguan-kedunguan yang melanda diri. Teruslah membaca, membaca dan membaca. Terima
kasih..
Salam Rengginang !!!!!
Komentar
Posting Komentar